Obat herbal adalah obat yang dibuat dari bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Obat herbal dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Ada beberapa perbedaan antara kedua jenis obat herbal ini. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya.
Obat Herbal Terstandar
Obat herbal terstandar adalah obat yang dibuat dari ekstrak atau partikel tumbuhan yang belum diolah. Obat herbal terstandar ini tidak mengandung bahan kimia dan sebagian besar bahan aktifnya adalah zat-zat herbal alami. Obat herbal terstandar umumnya digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, tetapi tidak semua obat herbal terstandar diproduksi sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh badan pengatur obat dan makanan.
Obat herbal terstandar dapat berkhasiat atau tidak berkhasiat. Hal ini disebabkan karena konsentrasi zat aktifnya bervariasi dari batch ke batch. Terlebih lagi, produksinya tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, sehingga kandungan zat aktif dalam obat herbal terstandar bisa berbeda-beda. Obat ini juga tidak dapat dikonsumsi oleh semua orang, terutama bagi mereka yang mengalami alergi terhadap zat herbal alami.
Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat herbal yang telah diproses sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh badan pengatur obat dan makanan. Fitofarmaka mengandung bahan kimia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, namun telah diproses sesuai dengan standar yang ditetapkan. Fitofarmaka dianggap lebih aman dibandingkan obat herbal terstandar karena kandungan zat aktifnya telah diuji dan disetujui oleh badan pengatur obat dan makanan.
Fitofarmaka juga lebih aman dikonsumsi daripada obat herbal terstandar. Hal ini disebabkan karena kandungan zat aktifnya sudah diuji dan disetujui oleh badan pengatur obat dan makanan sehingga risiko alergi terhadap zat herbal alami sangat rendah. Dengan demikian, fitofarmaka aman digunakan oleh semua orang.
Kesimpulan
Perbedaan antara obat herbal terstandar dan fitofarmaka adalah bahwa obat herbal terstandar tidak mengikuti standar yang ditetapkan oleh badan pengatur obat dan makanan, sedangkan fitofarmaka telah diproses sesuai dengan standar yang ditetapkan. Obat herbal terstandar dapat berkhasiat atau tidak berkhasiat, tergantung pada konsentrasi zat aktifnya, sedangkan fitofarmaka dianggap lebih aman dikonsumsi karena telah diuji dan disetujui oleh badan pengatur obat dan makanan.
Karena risiko alergi lebih rendah, fitofarmaka lebih disarankan daripada obat herbal terstandar. Namun, ketika memilih obat herbal, penting untuk mengetahui kandungan zat aktifnya dan pastikan untuk membeli obat yang diproduksi sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kesimpulan
Meskipun keduanya merupakan obat herbal, obat herbal terstandar dan fitofarmaka memiliki beberapa perbedaan. Obat herbal terstandar tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh badan pengatur obat dan makanan, sedangkan fitofarmaka telah diproses sesuai dengan standar yang ditetapkan. Fitofarmaka lebih aman dikonsumsi daripada obat herbal terstandar dan disarankan untuk membeli obat yang diproduksi sesuai dengan standar yang ditetapkan.